Liburan tahun baru 2017 ini berangkat ke rumah bibi yang berada di Cianjur yang katanya disana ada curug yang bagus yaitu Curug Cikondang. Berangkatlah kami dengan waktu menunjukkan jam 07.00, selama perjalanan dari rumah tidak
nampak kemacetan yang berarti hingga akhirnya kami sampai di puncak pukul 09.00
dan istirahat sebentar. Setengah jam saya rasa cukup untuk istirahat dan
akhirnya kami melanjutkan perjalanan, sedikit lagi sampai perempatan Cianjur
kota (By Pass) kami berhenti untuk makan sedangkan istri saya berkomunikasi
dengan bibinya yang berada di Cianjur untuk janjian lokasi pertemuan, hingga
akhirnya kami diberikan petunjuk untuk lokasi pertemuan yaitu di alun-alun
cibeber.
Setelah
dirasa cukup waktu makannya saya dan istri melanjutkan
perjalanan. Perjalanan kami tempuh hingga sampai alun-alun cibeber ± 1 jam, kami
di jemput oleh bibi bersama adiknya. Setiba di rumah bibi kami istirahat
sebentar sambil menyantap pisang goreng yang masih panas ditemani teh hangat. Beberapa
jam istirahat akhirnya adiknya Bibi mengajak berangkat ke Curug. Senangnya
mendengar perkataan itu memang itulah tujuan kami yang sebenarnya ke Curug
Cikondang.
Kami
berangkat ditemani adik dan 3 anak bibi sementara bibi sendiri tidak bisa ikut
dikarenakan masih ngurus yang kecil. Perkiraan berangkat ke lokasi Curug
Cikondang memakan waktu ± 2 jam dengan jalan utama yang berkelok-kelok dan
menanjak, sampai jalan menuju curug kita akan menemui rumah warga kanan kiri
dengan kondisi permukaan jalan bergelombang dengan batu-batu besar muncul ke
permukaan. Di jalanan ini para pengendara harus hati-hati, dan cerdas memilih
jalan agar tidak jatuh terpeleset. Dengan kondisi jalan seperti itu saya
berhenti sebentar untuk berganti posisi dikarenakan jalan yang berbatu membuat
motor saya mentok apalagi ditambah boncengan bertiga (sedikit saran…untuk pengguna matic seperti saya kalo bisa sendiri saja
naik motornya bila tidak mau terjadi hal yang sama seperti motor saya).
Foto di kebun Teh |
Meskipun
jalan hancur, setengah dari perjalanan kita akan disugguhkan pemandangan sawah
dan kebon teh yang membuat hijau pemandangan mata kita serta udara yang segar
membuat hidup terasa nyaman.
Pintu Masuk Curug Cikondang |
sampai curug
motor kami parkirkan, ketika melewati pintu masuk sudah ada orang yang menunggu
dengan karcis ditangannya. Ternyata karcis itu untuk kami sebagai tanda masuk
dan dari tiap orang dikenakan Rp. 3.000,- + parkir Rp. 5.000 (motor) total Rp.
8.000,- itulah uang yang harus dikeluarkan untuk dapat masuk ke curug. Jalanan
setapak menurun membuat kita tidak kehabisan tenaga dan setelah nampak di depan
mata sungguh luar biasa, air yang mengalir begitu deras terjun dari atas curug
yang diperkirakan 50 meter dari atas bahkan warga sekitar ada yang menyebutnya
Niagara mini. Kami tidak menyia-nyiakan keindahan curug ini sama seperti halnya
orang lain lakukan di lokasi ini yaitu berfoto selfi dan berenang.
Beberapa jam
menikmati keindahan curug cikondang kami semua bergegas untuk kembali pulang. Kami
harus menempuh perjalanan berbatu seperti ketika datang. sedang asiknya perjalanan pulang dan menikmati pemandangan
kebun teh, tiba-tiba motor adik bibi mengalami bocor ban. Terpaksa kami mencari
bengkel motor untuk tambal ban dan kami bersyukur ternyata tidak jauh kami
harus mencari bengkel tambal ban.
Selesai
tambal ban perjalanan kami lanjutkan, kami harus segera mungkin sampai di rumah
bibi karena saya dan istri harus kembali ke Jakarta. Ketika sampai di rumah
Bibi ternyata kami sudah di sediakan nasi liwet beserta lauknya. “Terima kasih Bibi, tau aja kalo orang lapar”
ucap saya. Sungguh luar biasa dan nikmat hidangan ini membuat tubuh saya
ini tidak bisa bergerak efek kekenyangan. Santai sejenak ………. !!!!!
Ngeliwet Kita ....... Manttaaaapppp |
Selesai
sholat maghrib saya dan istri bersiap untuk melanjutkan perjalanan pulang. Kami
berpamitan sama keluarga besar Bibi dan juga mengucapkan terima kasih sudah
mengajak ke curug Cikondang dan hidangan nasi liwetnya. Perjalanan sehari penuh
kebahagian. See you again CURUG
CIKONDANG….!!!!!
0 Komentar