Curug Cibeureum merupakan salah satu destinasi wisata
alam yang wajib di kunjungi. Mungkin bagi para pencinta destinasi wisata alam,
Curug Cibeureum sudah tidak asing lagi buat mereka akan tapi untuk kami ini hal
baru (maklum jarang jalan-jalan ….hehehehe). sebenarnya ketika kami
camping di Mandalawangi sudah berkeinginan ke tempat ini, namun sangat sayang
istri tidak mau dikarenakan kondisi badan sedang tidak fit akhirnya keinginan
itu dibatalkan. Setelah beberapa bulan waktu berjalan akhirnya kami memutuskan
untuk berlibur ke Curug Cibeureum karena penasaran dengan keindahannya.
|
Selamat Datang |
Berangkat dari rumah jam 8 pagi, ketika sampai
sepertinya hari sudah agak siang. Kami parkirkan tunggangan kami dan bergegas
menuju loket dengan menapaki jalan menanjak. Sampai di loket kami harus
mengeluarkan uang sebesar 18.500 untuk satu orang. Seketika kami melihat papan yang ada
disebelah yang bertuliskan peraturan yang harus ditaati ketika berada dalam
kawasan wisata dan saya bertanya kepada petugas, berapa jam waktu jarak tempuh
dari loket hingga ke curug, dijawab petugas ± 1 jam. Waktu yang sangat singkat,
apakah kami bisa? Nanti kita buktikan setelah sampai di curug.
|
Kantor Pengelola & Loket Karcis Masuk Curug Cibeureum |
|
Tiket Masuk |
|
|
|
Jalan Nanjak Menuju Curug |
Kami mulai berjalan menanjak menuju curug dengan kondisi jalan berbatu yang disusun
seperti anak tangga sehingga nyaman untuk dilewati sedangkan waktu menunjukkan
jam 12.20. meskipun jalan menanjak, tenang kita tidak akan bosan karena udara
yang sejuk serta kanan kiri kita di tumbuhi pepohonan sehingga tidak membuat
kita bosan memandang. Di dalam perjalanan kami banyak melakukan istirahat
karena memang menguras tenaga sehingga melelahkan untuk mencapai curug. Oh iya,
ternyata pengelola juga menyediakan pos atau shelter untuk beristirahat bagi
pengunjung yang merasa lelah dan meringankan kaki pegal selama dalam
perjalanan.
|
Salah satu Shelter/Pos untuk istirahat |
Dalam perjalanan ke curug kita juga akan
menjumpai danau dimana danau ini ditumbuhi oleh tumbuhan yang berwarna biru
kehijau-hijauan sehingga danau ini dinamakan telaga biru, namun sayang saya
tidak sempat memfotonya jadi tidak ada dokumentasinya. Di lokasi telaga biru
ini jalan yang kita lalui cukup datar, namun setelahnya kita akan mulai
menanjak kembali. Rawa Gayonggong akan kita temui setelah melewati Telaga Biru,
namun tidak perlu kuatir akan jalannya karena sudah berdiri jembatan untuk kita
lalui. Pemandangan yang unik dan menarik karena Rawa Gayonggong di dominasi
oleh berbagai jenis rumput-rumputan, meskipun begitu ini tempat dengan objek
yang bagus untuk para pecinta foto.
|
Jembatan Rawa Gayonggong |
|
Jembatan Rawa Gayonggong |
|
Papan Keterangan Rawa Gayonggong |
|
Papan Nama Yang Sudah Rusak |
Sudah puas berfoto, perjalanan dilanjutkan
dengan kondisi track/jalan yang menanjak. Kira-kira tidak jauh langkah kaki
melangkah, kita akan menemukan shelter/pos dan disini pula jalan menjadi dua
cabang, yang ke kiri track bagi para pendaki yang ingin ke Gunung Gede
Pangrango sedang arah Curug Cibeureum ke kanan.
|
Jalan Becabang, Track Gunung gede Pangrango dan Curug Cibeureum |
|
Gaya Dulu..... |
Perjalanan berikutnya akan terasa ringan untuk
kaki melangkah dikarenakan jalan yang cukup datar sehingga tidak menguras
tenaga dan kita juga akan melewati jembatan seperti yang ada di Rawa
Gayonggong. Jarak dari sini ke Curug Cibeureum sudah sangat dekat apalagi bila
menemukan jembatan berwarna merah kita bisa bernapas lega, bunyi jatuhan air
curug sudah mulai terdengar dan Curug Cibeurem sudah mulai terlihat.
|
Jembatan Sebagai Penanda Curug Semakin Dekat |
Sesampai di lokasi ternyata sudah banyak
pengunjung yang berdatangan, ada yang sedang mandi di bawah derasnya jatuhan
air curug, ada yang berfoto dan yang kegiatan lainnya. Tapi buat saya ketika
sampai saya lebih senang menikmati hawa dingin serta percikan air curug yang
jatuh sambil minum teh hangat dan kentang goreng buatan istri. Oh iya sesuai
tulisan saya di awal ternyata waktu yang saya tempuh sangat jauh dari yang
direkomendasikan, jam 2 baru sampai (apa faktor umur x ya? …..heehehe).
|
Mantapppp.... |
|
Mantapppp..... | |
Fasilitas kamar mandi juga tersedia buat
pengunjung untuk mengganti pakaian ketika habis basah-basahan di curug, untuk
yang kedinginan dan ingin menghangatkan tubuh silakan bisa pesan makanan atau
minuman hangat dan juga tidak terlewatkan bagi yang ingin melaksanakan sholat
juga tersedia musholla.
|
Toilet |
|
Musholla |
|
Jalan Menurun... |
|
Jalan Menurun Saatnya Pulang...... |
Lagi asik-asik ngobrol sama istri, tidak terasa
hari sudah mulai sore. Saya berpikir dan memutuskan untuk pulang, bila tidak
segera pulang/turun nanti akan malam disini. Permasalahannya sepanjang jalur
naik tadi saya tidak melihat ada lampu penerangan, maka dari itu saya harus
segera turun dikarenakan tidak membawa alat penerangan seperti senter. Ternyata
ketika turun membuat kekuatan di kaki sedikit melemah dan terasa pegal sehingga
menghambat waktu perjalanan. Sekian jarak yang dilalui akhirnya kami sampai
juga di pos tiket dan ternyata kami berbarengan dengan para pendaki yang juga
hendak turun dari Gunung Gede Pangrango.
|
Curugnya.....Mannataappp |
|
Selfie Dulu Ahh..... |
Liburan yang cukup menguras tenaga namun
terbayarkan dengan semua keindahannya.
Semoga Curug Cibeureum terus indah dengan karakteristik airnya yang
cukup deras, udaranya yang segar serta kejernihan airnya tetap terjaga sehingga
para wisatawan tidak akan pernah bosan untuk terus datang ke wisata alam ini. see
you again CURUG CIBEUREUM…….!!!!
0 Komentar