Panorama Pabangbong atau yang
lebih dikenal dengan singkatan “PAPA” sudah menjadi objek wisata yang sedang
trend sekarang ini. Wisata yang memberikan nuansa alam dengan spot-spot foto
yang telah dirancang sedemikian cantik dan tidak akan membuat siapa saja akan
menyesal untuk berfoto.
Panorama Pabangbon bukan saja
memberikan para wisatawan untuk menikmati nuansa alamnya dengan spot foto yang
menarik tetapi juga di sini terdapat camping ground dan juga ada air terjun. Tujuan
kami lebih ke arah camping groundnya, karena ini hasil kesepakatan bersama yang
sudah direncanakan sebelumnya.
Persiapan demi persiapan
telah kami jalankan dan kali ini saya berangkat bersama sepupu dari istri saya
yang juga membawa anak dan istrinya Semua perlengakapan camping dan logistik
sudah siap kami angkut menuju camping ground. Pagi pun tiba, kami semua
bergegas rapi-rapi untuk berangkat dan kami
menggunakan sepeda motor untuk menuju lokasi camping ground.
Untuk rute perjalanan kami
mengandalkan maps karena baru pertama kali ke lokasi. Tapi perjalanan kali ini
saya tidak hafal nama jalan yang dilalui tetapi tidak perlu kuatir tinggal
searching maka akan muncul rute ke arah Pabangbon. Singkat waktu tibalah kami
di Camping Ground Pabangbon, oh iya sebelumnya perlu diketahui jalan yang kita
lalui untuk mencapai lokasi itu jalan menanjak dan juga terlalu banyak gajrukan/tanggul
yang membuat kendaraan harus banyak mengerem untuk melambatkan laju kendaraan.
Yang lebih extreme lagi ketika akan sampai ke lokasi jalan menanjak dengan
kemiringan yang sangat tajam membuat motor saya tidak kuat.
Sampai di lokasi kami harus
melewati pos penjagaan untuk mengambil tiket dengan membayar Rp.35.000 untuk
masuk ke camping groundnya dan Rp. 10.000 biaya parkir. Tiket sudah ditangan
segera mencari lokasi untuk memasang tenda tetapi kami harus menanjak sedikit
untuk mencapai lokasi. Suasana masih sepi ketika kami datang.
Tenda kami rakit satu persatu
sesegera mungkin karena cuaca sudah mulai agak mendung dan pertanda akan turun
hujan. Selesai mendirikan tenda barang sudah dimasukkan semua hingga tidak
perlu kuatir hujan akan turun. Rasa lapar juga sudah tidak bisa tertahankan,
istri segera mempersiapkan alat masak untuk makan. Setelah beberapa menit makanan
sudah siap disantap, ayam bakar, sambel goreng plus lalapan rasanya mantap.
Tidak banyak yang kami
lakukan, hanya senda gurau bersama sambil menikmati udara yang segar sedangkan
si kecil asyik bermain dengan papanya sambil tidak lupa foto-foto. Istirahat
sejenak melepas lelah dan juga rasa ngantuk yang tak tertahankan setelah perut
terisi. Setelah beberapa jam kami pun terbangun dan keluar dari tenda ternyata
di luar sudah ramai dengan pengunjung untuk berfoto di spot-spot yang telah di
sediakan. Kami juga tertarik dan penasaran apa saja spot-spot yang ada di
Panorama Pabangbon ini.
Kami semua mulai turun untuk
melihat sekalian tidak lupa foto-foto tapi kami hanya foto di luarnya saja loh
tidak di spot-spot yang telah disediakan dikarenakan bila ingin berfoto harus
merogoh kantong sebesar Rp.5000 setiap spotnya. Ada berbagai macam spot yang
telah disediakan diantaranya sarang burung, tangan raksasa, ayunan ekstrem,
rumah pohon, papan kayu berbentuk kupu-kupu, papan kayu berbentuk love, flying
fox dan masih banyak lainnya, namun sayang kami tidak dapat mendokumentasikan
semua spot tempat foto tersebut.
Bagi anda yang suka bermain air bisa menuju
curug karena di lokasi terdapat Curug
Cilame dengan jarak ± 500 m,
begitu juga bagi kalian yang tidak sempat membawa
makanan tidak perlu kuatir atau takut kelaparan karena disini juga terdapat warung
makan yang menyediakan berbagai makan dan minuman.
Puas mengeksplor lokasi
Pabangbong, kami pun kembali ke tenda karena hari juga sudah mulai sore dan
gelap akan muncul. Ketika kami akan kembali ke tenda, ada yang sedang masang
tenda dan akhirnya kami ada temannya. Gelap akhirnya datang dan istri
menyiapkan makan malam dari bakar ayam sampai goreng sosis semua telah
dikerjakan dan kamipun menyantapnya dan tidak lupa minuman hangat. Setelah selesai
menikmati makan malam kegiatan selanjutnya membuat api unggun, setelah api
menyala kamipun tidak lupa bakar jagung. Setelah beberapa jam di luar tenda
dalam keadaan gelap hanya api unggun sebagai penerang, tiba-tiba hujan turun
dan kami semua masuk ke dalam tenda.
Tidak ada yang bisa kami
lakukan di dalam tenda hanya memejamkan mata hingga tidur terlelap. Di tengah malam
saya dibangungkan oleh sepupu istri saya dikarenakan tendanya terbawa angin
karena tidak ada besi pengaitnya, kejadian ini terjadi karena hujan dan angin
yang kencang dan ini terjadi hingga pagi hari. Ketika bangun, sepupu istri saya
mengatakan bahwa dirinya tidak bisa tidur dikerenakan harus pegang tenda agar
tidak terangkat oleh angin yang sangat kencang. Tapi inilah alam karena kita
tidak akan pernah mengetahui apa yang akan terjadi. Setelah semua terbangun kamipun
olahraga kecil di sekitar tenda, setelah kami memandang ke bawah ternyata
banyak yang buka tenda dan kami tidak tahu kapan datangnya.
Seperti biasa istri
menyiapkan sarapan pagi untuk mengisi perut yang sudah lapar. Setelah matang
semua kamipun menyantapnya, sambil bersandau gurau dan tertawa mendengar cerita
sepupu yang tidak bisa tidur semalaman menjaga tendanya agar tidak terbang
tertiup angin. Setelah semua selesai makan kamipun bergegas membongkar tenda
packing semua peralatan kedalam carriel karena waktunya untuk pulang.
Camping Ground Pabangbon memberikan
nuansa alam dengan udara yang sejuk dan hamparan pohon pinus menambah suasana
menjadi fresh ditambah dengan spot-spot bagi pencinta foto selfie dengan
bayground pemandangan alam kota bogor. Namun ketika kami datang belum begitu
banyak yang camping dan para wisatawan lebih ke arah spot-spot foto, meskipun
begitu Panorama Pabangbon ternyata sudah menjadi wisata yang hits di kota
bogor. Mungkin kedepan akan terus ramai dan tetap terjaga alamnya, udaranya,
keindahan panoramanya. Terima kasih sudah memberikan kami tempat untuk
menikmati semuanya, inilah tulisan singkat kami semoga bermanfaat……see you
again “Camping Ground Pabangbon”
0 Komentar